BadVista adalah nama gerakan yang diluncurkan oleh Free Software Foundation (FSF) sejak akhir tahun lalu. Tujuan BadVista adalah melindungi kemerdekaan user dalam berkomputer, menentang pemakaian Microsoft Windows Vista serta mempromosikan perangkat lunak bebas sebagai solusi alternatif.
Gerakan ini mengorganisir para pendukung free software agar aksi-aksi protes mereka terhadap Microsoft - yang dianggap telah mencuri kebebasan di siang bolong itu - dapat berlangsung efektif. Berita - berita baru terus dilancarkan dan ditembakkan - guna mematahkan propaganda pemasaran Windows Vista. Dan yang terakhir adalah menyediakan gerbang akses seluas-luasnya dan informasi yang ramah bagi pemakai baru yang ingin beralih ke perangkat lunak bebas.
Gerakan BadVista menganggap sistem operasi baru besutan Microsoft yaitu Windows Vista sebagai langkah mundur bagi kemerdekaan user. Sudah seharusnyalah apabila muncul perangkat lunak baru, perangkat tersebut akan membuat user bisa melakukan hal-hal yang lebih dengan komputernya dibanding sebelumnya. Namun tidak demikian dan justru sebaliknya, Vista mengekang kebebasan itu. Vista menerapkan fitur baru, Digital Rights Management (DRM), yang seharusnya lebih tepat bila disebut “Digital Restriction Management” (Restriction = pembatasan), karena teknologi ini menyebabkan user tak berdaya atas kendali komputernya. Kendali yang sebenarnya dipegang oleh para vendor dan media besar.

Pakar security ternama Bruce Schneir bahkan dengan gamblang mengatakan, “Windows Vista memiliki fitur yang sebenarnya tidak Anda perlukan. Fitur - fitur ini membuat reliabilitas dan keamanan komputer menjadi berkurang. Mereka akan membuat komputer Anda tidak stabil dan berjalan lambat. Mereka akan menimbulkan permasalahan teknis. Mereka bahkan mungkin akan meminta Anda untuk mengupgrade perangkat keras dan perangkat lunak yang ada. Dan fitur-fitur tersebut sebenarnya tidak mengerjakan hal yang penting. Sebenarnya, mereka justru tidak memihak pada Anda. Mereka yang dimaksud disini adalah fitur Digital Right Managagement (DRM) yang ditanam dalam Vista, yang kendalinya ada di tangan industri besar hiburan. Dan Anda tentu saja tidak dapat menolaknya.”

Oleh BadVista dipaparkan bahwa DRM adalah sumber masalah bagi user namun justru merupakan senjata pamungkas Microsoft dan Media Besar dalam mengendalikan komputer Anda guna:

  • Memutuskan program-program mana yang dapat dan tidak dapat dipakai
  • Memutuskan fitur komputer atau software mana yang dapat dipakai. - Bahkan dapat memaksa user untuk menginstall program baru meskipun user tidak menginginkannya. (ini sama saja melanggar hak dan privasi kita).
  • Membatasi akses user ke beberapa program dan bahkan membatasi akses user ke data nya sendiri.

Dengan Vista, komputer kitalah yang justru mengawasi apa yang kita lakukan. Pengawasan yang terus-menerus yang dijalankan oleh komputer tentu saja memakan resource dan memori, inilah alasan utama kenapa Microsoft meminta kita untuk membeli perangkat keras baru yang lebih bertenaga untuk dapat menjalankan Vista. Mereka ingin kita membeli / mengupgrade perangkat keras baru bukan karena si user membutuhkannya, namun karena si program pengawas yang membutuhkannya.

Membeli Vista asli sekalipun, tidak akan menyebabkan kita memiliki Vista seutuhnya. Windows Vista, sama seperti versi Windows sebelumnya adalah perangkat lunak proprietary. Itu artinya kita bukan memilikinya namun hanyalah menyewanya dengan batasan-batasan pemakaian yang diatur dalam lisensi. Dan buruknya itu semua tanpa disertai kode sumber. Jadi hanya Microsoft saja yang dapat mengubah dan mengetahui pasti apa yang sebenarnya berjalan di komputer kita. Microsoft mengatakan bahwa penerapan lisensi ini adalah yang terbaik, namun TIDAK bagi komunitas Linux dan opensource yang tidak mau dibodohi dan dibohongi. Mari kita dukung kampanye BadVista, tolak Vista, gunakan perangkat lunak bebas (free software).

http://majalah-linux.baliwae.com/2007/04/09/badvista-kampanye-anti-microsoft-propaganda-free-software/

This entry was posted on Selasa, 11 Maret 2008 at 05.44 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Posting Komentar